Langkah Strategis AS dan Indonesia dalam Mendorong Investasi Infrastruktur Energi Bersih

Dalam kunjungan mereka ke Indonesia, perwakilan dari Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa lebih dari 100 perusahaan menunjukkan minat pada infrastruktur energi bersih, menandai langkah penting dalam pembahasan kemajuan Just Energy Transition Partnership (JETP).

Wakil Kepala Misi AS di Indonesia, Jason P. Rebholz mengungkapkan bahwa lebih dari 100 perusahaan telah menunjukkan minat pada infrastruktur energi bersih senilai lebih dari US$100 miliar atau sekitar Rp1.500 triliun. Hal ini disampaikan dalam Konferensi Clean EDGE Asia tahun 2024 di Jakarta.

Menurut Rebholz, kolaborasi ini bertujuan untuk bermitra dengan perusahaan-perusahaan swasta yang mencari investasi berbasis energi bersih, dengan melibatkan mitra dan pembuat kebijakan di Indonesia. Transisi energi menjadi salah satu prioritas utama pemerintah AS, dan menjadi elemen kunci dalam kemitraan dengan Indonesia. Salah satu kemitraan yang telah dibentuk antara AS dan Indonesia adalah Just Energy Transition Partnership (JETP), melalui Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP).

CIPP merupakan upaya bersama dengan kelompok mitra internasional yang memungkinkan Indonesia mencapai tujuan pengurangan emisi di sektor ketenagalistrikan melalui investasi energi terbarukan. Selain infrastruktur energi bersih itu, International Partners Group (IPG) berkomitmen untuk memobilisasi pendanaan publik sebesar US$10 miliar, sementara Aliansi Keuangan Glasgow untuk Net Zero juga berkomitmen untuk memobilisasi tambahan US$10 miliar dalam pembiayaan swasta.

Rebholz juga menyebutkan beberapa langkah konkret yang telah diambil, termasuk hibah US$1 juta dari Badan Perdagangan dan Pembangunan AS untuk studi kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Nusa Tenggara Barat. Pada tingkat internasional, pada COP28 di Dubai, Bank Pembangunan Asia dan Indonesia mengumumkan rencana untuk memulai penghentian awal PLTU Cirebon 1 melalui Mekanisme Transisi Energi ADB.

Langkah-langkah ini didukung oleh perjanjian yang ditandatangani antara mantan Duta Besar AS, Sung Y. Kim, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif memaparkan untuk memperdalam kemitraan dan bantuan teknis dalam pengembangan mineral dan energi bersih.

Pihak AS juga telah memiliki program untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia dan mencari alternatif yang ramah lingkungan terhadap batu bara. Melalui kerja sama dengan PLN, Badan Pembangunan Internasional AS mendukung transisi PLN menuju jalur energi bersih dan pencapaian target Net Zero Emissions, yang merupakan bagian integral dari penerapan Just Energy Transition Partnership (JETP).

Demikian informasi seputar perkembangan infrastruktur energi bersih di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Helfordriver.Org.