Gubernur Bali Wayan Koster beberapa waktu yang lalu menerima kunjungan dari PT PLN wilayah Bali yang langsung dipimpin oleh Direktur Regional JTBN Djoko Abumanan dan General Manager PT. PLN Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa. Dalam pertemuan tersebut Koster berharap Bali nantinya benar-benar bisa mandiri untuk urusan listrik.
Sampai saat ini Bali masih sangat tergantung dengan pasokan listrik dari Jawa. Padahal saat ini pembangunan dan perkembangan Bali sangat pesat. Melihat hal itu sudah seharusnya jika kebutuhan utama yaitu listik memang tercukupi dan mampu mendukung perkembangan dan pembangunan di Bali saat ini.
Koster menyebut dirinya sangat mendukung berbagai proyek pembangunan pembangkit listrik yang memang sudah direncanakan oleh PT PLN.
“Saya pada dasarnya mendukung rencana PT. PLN demi pemenuhan kebutuhan listrik di Bali, semoga bisa segera direalisasikan agar pembangunan Bali ke depan bisa dirancang seiring pertumbuhan yang ada,” ujar Koster.
Direktur Regional JTBN Djoko Abumanan, menyebutkan bahwa kebutuhan listrik Bali ke depan tidak hanya dirancang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja. Tapi juga pemenuhan kebutuhan terhadap event-event besar yang sering diselenggarakan di Bali. Bahkan idustri pariwisata di Bali tidak bisa lepas dari sokongan listrik yang memadai.
Untuk saat ini kondisi kelistrikan di Bali hampir tidak mengalami pertumbuhan sejak tahun 2016, jumlah daya listrik yang ada sebesar 1200 MW dengan tingkat kebutuhan beban puncak mencapai 850 MW, sehingga hanya tersisa 350 MW sebagai cadangan.
“Dari tahun 2016 tidak tumbuh, biasanya tiap tahun kita tumbuh sekitar 12 persen atau 100 MW. Kondisi saat ini masih aman, tapi kita tetap harus siapkan untuk Bali dimasa yang akan datang melihat perkembangannya yang begitu pesat, ” ujarnya seraya menyatakan PT. PLN dalam waktu dekat berencana membangun dua pembangkit listrik baru untuk daerah barat dan timur Bali, yang untuk awal diklaim menghasilkan masing-masing sekitar 25 MW.
Jika melihat hal ini mau tidak mau Bali harus segera mencari solusi untuk mengatur ketersediaan listrik di Bali. Jangan sampai kegiatan industri penggerak ekonomi di Bali terganggu akibat cadangan listrik yang tidak memadai.