Revisi DMO Batu Bara: Upaya Percepatan Transisi Energi di Indonesia

Revisi DMO batu bara tengah menjadi sorotan utama pemerintah. Pentingnya melakukan revisi terhadap kewajiban pemenuhan pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMO) batu bara kini menjadi sorotan di bawah kepemimpinan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira yang menekankan bahwa revisi DMO batu bara sangat diperlukan untuk mempercepat transisi energi menuju sumber energi terbarukan.

Bhima menyoroti bahwa revisi angka DMO tidak hanya penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, tetapi juga untuk mendukung operasi pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

“Bersama Kementerian Keuangan, kami perlu membahas revisi DMO batu bara yang berpotensi menimbulkan pertanyaan serius mengenai ketergantungan bahan bakar fosil dalam pembangkit listrik,” ujarnya.

Bhima mengusulkan bahwa DMO batu bara dapat diturunkan hingga mencapai angka 100 juta ton per tahun, yang merupakan pengurangan signifikan dari realisasi pemenuhan pasar domestik sebesar 177 juta ton pada tahun 2023.

“Pada tahun 2023, realisasi DMO tercatat melampaui harapan Kementerian ESDM, mencapai 120 persen dari target yang telah ditetapkan,” jelas Bhima.

Langkah lain yang diusulkan adalah percepatan pensiun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, termasuk yang saat ini dioperasikan dalam jaringan industri captive. Bhima juga menekankan pentingnya merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Revisi DMO batu bara ini dianggap krusial untuk mengurangi pembangunan PLTU baru di kawasan industri, diperkirakan akan menambah sekitar 21 gigawatt kapasitas PLTU dan berpotensi menghambat upaya Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi karbon.

Pelantikan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, menggarisbawahi komitmen pemerintah dalam mengatasi tantangan energi nasional. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 92P Tahun 2024, Bahlil diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor energi, terutama dalam mempercepat transisi ke energi terbarukan dan menurunkan ketergantungan pada batu bara.

Revisi DMO batu bara ini menjadi langkah penting dalam mendukung visi Indonesia menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan adanya kebijakan yang tepat, Indonesia diharapkan mampu mencapai target pengurangan emisi karbon dan mempercepat transisi energi terbarukan. Demikian informasi seputar revisi DMO batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Helfordriver.Org.