Bank Indonesia (BI) akhirnya pada tanggal 2/10/2018 meresmikan Museum Bank Indonesia (BI) setelah sebelumnya museum tersebut mengalami renovasi agar lebih kekinian dan menarik bagi generasi milenial.
Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia menyampaikan bahwa nantinya Museum bukan hanya menjadi tempat berkunjung dan melihat-lihat. Museum bagi Bank Indonesia menjadi sebuah tempat yamg digunakan sebagai alat komunikasi kepada masyarakat yang berkunjung.
Sejalan dengan hal itu, pengembangan Museum BI diarahkan kepada tiga pilar. Pertama, tata pamer yang aktraktif dan interatif, melalui dukungan teknologi terkini dan tata pamer yang lebih komprehensif melalui penambahan materi sejarah kebijakan serta teknik tata pamer interaktif yang optimal.
Renovasi yang dilakukan oleh BI terhadap Museum BI memang mengedepankan teknologi. Teknologi menjadi daya tarik kepada para generasi muda agar mau memahami apa yang nantinya bisa disampaikan.
Misalnya saja, untuk memberikan edukasi mengenai inflasi, BI menyajikan displai interaktif yang menampilkan ilustrasi bergerak di dinding. Di sisi lain, terdapat permainan simulasi cashless payment yang memungkinkan pengunjung memahami bagaimana kerja pembayaran non-tunai. Beberapa sudut menampilkan displai video dalam layar televisi dengan headphone yang tersedia di bawahnya.
Peresmian tersebut dilakukan Mirza bersama dengan Gubernur BI Periode 2013-2018 Agus Martowardojo. Turut hadir kalangan mahasiswa dari berbagai universitas sebagai perwakilan kaum milenial.
“Perkembangan museum di dunia saat ini begitu pesat sejalan dengan ekspektasi masyarakat khususnya generasi milenial yang merupakan mayoritas pengunjung museum, menginginkan museum yang adaptif terhadap perkembangan sosial dan teknologi,” Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Ardityaswara di Museum Bank Indonesia dilansir dari liputan6.com.