Bangsa Indonesia kembali berduka, setelah Gempa Bumi di Lombok kali ini bencana kembali menerpa Indonesia yaitu gempa bumi dan tsunami di Palu tepatnya di Sulawesi Tengah yang menelan korban jiwa tewas hingga 850 orang. Salah satu sektor yang tidak luput dari bencana menerpa Indonesia beberapa bulan belakangan ini adalah sektor pariwisata Indonesia.
Melihat kondisi ini Kementerian Pariwisata tidak mau patah arang untuk tetap membangun citra pariwisata Indonesia dimata Negara lain terutama wisatawan asing. Menurut Arief Yahya saat ini pemerintah melalui Kemenpar.
“Bencana bisa terjadi di mana saja, ada kerusuhan, kegagalan teknologi seperti pesawat jatuh, demonstrasi, juga terorisme. Terpenting adalah bagaimana kita secara cepat melakukan sesuatu,” jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya dilansir dari kompas.com.
Menjadi konsen pemerintah saat ini adalah melakukan penangan sebaik mungkin bagi wisatawan. Terlebih ini merupakan hal penting bagi Indonesia, pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi sentral di beberapa daerah memang harus tidak boleh berhenti.
Kejadian bencana alam di kantung pariwisata seperti di Bali dan Lombok, menurut Arief, juga menjadi bekal bagi seluruh dinas pariwisata daerah di Indonesia. “Akan dibuat standar operasional prosedur dari UNWTO di daerah, jadi semua punya standar jika ada kejadian dapat langsung dilakukan (penanganan),” jelas Arief.
Kementerian Pariwisata sendiri mendapatkan target untuk kunjungan wisatawan asing 17 juta wisatawan hingga akhir tahun 2018 ini. Melihat kondisi saat ini Kemenpar masih tetap optimis dengan berbagai program yang diyakini bisa menarik wisatawan asing untuk datang ke Indonesia.