Keuntungan Menjadi Kendala Investor Lokal Garap Pariwisata

Rendahnya minat investor lokal untuk menanamkan investasinya di sektor investasi pariwisata dibanding dengan investor asing dikarenakan nilai keuntungan yang bisa dibilang tidak terlalu besar.

Menteri Pariwisata Indonesia Rief Yahya menilai anggapan ini seharusnya bisa ditinggalkan. Menurutnya investasi pariwisata memang kecil jika dilihat dari margin keuntungan, namun seharusnya pengusaha bisa memutar otak bagaimana untuk mendapatkan keuntungan besar dari investasi pariwisata yaitu  menggabungkanya dengan jenis investasi lain.

Salah satu contoh itu adalah investasi pariwisata yang digabungkan dengan investasi properti. Memanfaatkan destinasi unggulan di Indonesia kemudian juga sembari membangun infrastruktur penunjang seperti hotel untuk menginap wisatawan, atau rumah makan.

“Jangan fokus ke sektor pariwisata saja, tapi gabungkan dengan sektor lain, seperti properti,” ujar Arief Yahya.

“Gambarannya, kalau mau kaya, jangan punya hotel, tapi kaya-lah dulu, baru punya hotel,” ujar Arief Yahya dilansir dari Tempo.co.

Arief menuturkan, ketika bisnis pariwisata diintegrasikan dengan properti seperti hotel, pendapatan yang diperoleh dari kunjungan hotel akan lebih kecil daripada pendapatan yang diperoleh dari harga tanah tempat hotel itu berdiri.

Investasi di bidang pariwisata ini, ujar Arief, mirip ketika seorang pengusaha membangun jalan tol. Untuk mendapat keuntungan dari tol saja, break event point (balik modal)-nya bisa sampai 20 tahun. Karena itu, para pengusaha memutar otak dengan mengintegrasikan layanan tol dan properti dengan cara membangun pintu-pintu masuknya.

Kondisi semacam ini harusnya bisa dipahami oleh investor lokal sektor pariwisata. Jangan mau hanya untung cepat, memang wajar si tapi berpikir long time akan semakin memberikan keuntungan besar.

Contoh proyek yang sekiranya bisa mendatangkan investasi pariwisata besar adalagh pembangunan infrastruktur Bandara Internasional Bali Utara dan Pelabuhan Celukan Bawang di Bali Buleleng. Kedua proyek ini digadang-gadang akan mampu menjadi pintu gerbang pariwisata di Bali Utara. Potenis inilah yang harus bisa dimanfaatkan oleh investor lokal bagaimana mengembangkan pariwisata di Bali Utara.

Jika melihat kondisi sekarang memang belum meyakinkan dan harus memutar otak lagi untuk berinvestasi. Namun diyakini beberapa tahun kedepan Bali Utara akan menjadi destinasi unggulan pariwisata di Bali selain Nusa Dua, Denpasar dll.