Kabar baik datang dari industri migas, Pertamina melalui proyek revolusionernya, menerapkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Lapangan Pertamina EP Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur. Pada Senin (11/12/23), mereka merayakan injeksi perdana 500 ton karbon dioksida (CO2) ke sumur Sukowati 18, menggunakan metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Langkah ini tidak hanya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, tetapi juga menciptakan dampak positif terhadap lingkungan.
Injeksi CO2 di Lapangan Sukowati bukan hanya inovasi terkini Pertamina, tetapi juga pencapaian yang membanggakan. Dengan produksi mencapai 716,93 juta ton hingga Senin (11/12/23), Pertamina berhasil melampaui target nasional sebesar 103,23%. Capaian ini sekaligus mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah, melewati angka produksi pada 2022 sebesar 685,75 juta ton.
Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) adalah teknologi canggih yang berhasil Pertamina terapkan. Tujuan utamanya adalah menangkap emisi CO2 dari industri, termasuk pembangkit listrik dan pengeboran migas, agar tidak terlepas ke atmosfer. CO2 yang terperangkap kemudian disimpan di bawah permukaan atau digunakan untuk keperluan lain. Dalam kasus Sukowati, teknologi ini dipadukan dengan Enhanced Oil Recovery (EOR), strategi efektif untuk mengambil minyak yang tersisa di lapangan produksi.
Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah metode revolusioner dalam industri migas yang telah terbukti meningkatkan produksi minyak. Penyuntikan CO2 menjadi bagian integral dari strategi EOR Pertamina, membuktikan keberhasilan teknologi ini di lapangan-lapangan minyak di seluruh dunia. Sukowati 18 dipilih sebagai lokasi penyuntikan karena kondisi reservoir yang optimal dan kedekatannya dengan sumber CO2.
Injeksi CO2 di Sukowati tidak hanya tentang peningkatan produksi, tetapi juga langkah nyata Indonesia menuju netralitas karbon pada 2060. Dukungan penuh pemerintah terhadap proyek ini mencerminkan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan memadukan peningkatan produksi migas dan pengurangan emisi, Pertamina membangun kapabilitas untuk masa depan yang berkelanjutan.
Pertamina, melalui injeksi CO2 di Sukowati, sedang melakukan uji coba selama tujuh hari. Hasil evaluasi ini akan menjadi landasan untuk pengembangan lapangan sepenuhnya (project full field development). Dengan proyek ini, Pertamina membuktikan komitmennya dalam mencari solusi inovatif untuk mendukung keberlanjutan energi Indonesia dan peningkatan pada industri migas.
Pertamina bukan hanya berhenti di Sukowati dan Jatibarang. Mereka tengah mengembangkan program serupa di tujuh lokasi berbeda di seluruh Indonesia. Dalam konteks global, Pertamina menjadi pionir dengan mengintegrasikan teknologi CCUS-EOR sebagai langkah strategis dalam meningkatkan produksi minyak nasional dan mendukung upaya global mengurangi emisi karbon.
Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi, Awang Lazuardi menekankan bahwa proyek ini membuktikan Pertamina mampu berinovasi dalam menghadapi tantangan industri migas dan perubahan iklim. Dengan teknologi terkini, Pertamina tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menjawab panggilan untuk bertindak nyata dalam melindungi.
Demikian informasi seputar perkembangan industri migas di Indonesia yang semakin maju. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Helfordriver.org.