Transisi Energi Indonesia kembali menjadi sorotan setelah Center of Economic and Law Studies menyampaikan kritik tajam terkait kesiapan nasional menghadapi perubahan energi bersih.
Dalam forum diskusi strategis di Jakarta, peneliti CELIOS Rani Septyarini menegaskan bahwa peta jalan transisi energi di Indonesia masih penuh celah, terutama karena praktik keuangan berkelanjutan kerap hanya menjadi formalitas tanpa dampak nyata terhadap arah investasi.
Menurut Rani, konsep keuangan berkelanjutan seharusnya tidak dipahami sebagai penghentian aliran dana, melainkan pengalihan investasi ke program yang tidak merusak lingkungan. Ia menekankan bahwa profitabilitas tetap dapat dicapai tanpa mengabaikan keberlanjutan.
Investasi yang merusak alam justru dianggap tidak sehat karena meninggalkan risiko besar bagi generasi berikutnya.
Dalam paparannya, ia memperkenalkan berbagai instrumen finansial seperti obligasi hijau, sustainability linked loans, hingga pembiayaan ramah lingkungan lainnya yang dapat menunjang percepatan Transisi Energi Indonesia.
Namun, ia menilai semua perangkat tersebut akan sia sia bila tidak diiringi perubahan mentalitas dari para pemangku kebijakan. Ego sektoral dan budaya koruptif disebut sebagai hambatan utama yang membuat transisi energi berjalan tersendat.
Kritik terhadap Arah Transisi Energi Indonesia
Rani juga menyoroti bahwa keberhasilan transisi energi nasional hanya dapat tercapai dengan kolaborasi lintas sektor yang tulus. Selama keputusan politik dan ekonomi masih dikendalikan oleh kepentingan individu maupun kelompok, perubahan menuju energi bersih tidak akan berjalan optimal.
Ia mengingatkan bahwa transisi energi bukan hanya tuntutan global, tetapi keharusan nasional agar Indonesia tidak terjebak dalam risiko iklim dan ketergantungan energi fosil.
Forum yang diselenggarakan oleh Ekuatorial, SIEJ, dan Responsibank pada akhir November 2025 ini bertujuan memperkuat pemahaman jurnalis mengenai aliran dana transisi energi. Para peserta didorong untuk lebih kritis dalam mengawasi kebijakan serta memastikan dana publik digunakan untuk proyek transisi energi yang benar benar berdampak.
Transisi Energi Indonesia membutuhkan perubahan fundamental, bukan hanya dari sisi instrumen keuangan tetapi juga mentalitas para pengambil keputusan. Tanpa komitmen kolaboratif dan transparan, upaya menuju energi bersih akan terus terhambat oleh kepentingan sektoral dan ketidakselarasan kebijakan.
Demikian informasi seputar perkembangan transisi energi Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Helfordriver.Org.