Memberi Daya untuk Masa Depan Dengan Gas Alam Cair

Gas Alam Cair atau Liquefied Natural Gas merupakan gas alam yang sudah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian serta hidrokarbon berat yang selanjutnya dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan suhu -160 derajat celcius.

Pada suhu standar gas alam cair memiliki isi sekitar 1/640 sehingga dianggap lebih hemat dan meningkatkan keamanan pasokan di seluruh dunia. Hal ini yang membuat gas alam cair menjadi salah satu pasar energi yang pertumbuhannya begitu cepat di seluruh dunia.

Bahkan permintaan pasar terus meningkat hingga dua kali lipat hingga 480 juta ton setiap tahunnya selama 20 tahun ke depan. Industri gas alam cair sudah dapat diterima di pasar regional Asia, Eropa hingga Amerika Utara dengan beberapa opsi pasokan.

Untuk Indonesia, wilayah yang sudah memanfaatkan gas alam cair adalah Ambon. Kota tersebut menjadi yang pertama pengiriman gas alam cair di Indonesia timur. Ini merupakan upaya dari pemerintah dalam memeratakan distribusi serta diversifikasi energi.

Jika dibandingkan dengan sumber energi lainnya, gas alam cair lebih memberikan kepadatan energi yang sama dengan bahan bakar petrol dan diesel sehingga polusi yang dihasilkan sedikit. Dalam proses pemadatan hasil yang didapat tergantung pada komposisi dari gas itu sendiri. Selain itu juga dari permintaan pasar yakni di antara suhu 120 -170 derajat celcius.

Di Indonesia gas alam cair dapat ditemukan di Papua namun dari perusahaan asing, yakni British Petroleum. Wilayah lainĀ  yang banyak ditemukan gas alam cair adalah daerah Lapangan Arun di Aceh, Lapangan Badak di Kalimantan, Lapangan Donggi Senoro di Sulawesi, dan lainnya di Kalimantan Timur.

Gas alam cair sudah menjadi energi yang diharapkan untuk masa depan dalam mengurangi ketergantungan konsumsi minyak di Indonesia. Hasil dari pengelolaan gas alam cair adalah Compressor Natural Gas, yakni gas alam yang sudah diekstrak yang kemudian menjadi bahan bakar yang baik.

Mungkin banyak yang bertanya bagaimana bentuk dari gas alam cair itu sendiri. Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan petroleum system migas. Yang sedikit membedakan adalah pembentukan gas dari temperature yakni pada area sourceny atau belum mengalamai migrasi.