Proyek Energi Bersih Rp72 Triliun: Modal Besar Menuju Transisi Energi Indonesia?

Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat transisi menuju energi terbarukan melalui peluncuran proyek energi bersih. Dengan total investasi sebesar Rp72 triliun, proyek ini mencakup pembangunan pembangkit listrik dan infrastruktur pendukung di 18 provinsi.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia dalam peresmian 37 proyek ketenagalistrikan di Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025), menyatakan bahwa proyek ini mencakup kapasitas total 3,2 gigawatt.

“Dari total tersebut, 89 persen adalah energi bersih, gabungan antara gas dan energi baru terbarukan,” ujar Bahlil soal proyek energi bersih.

Proyek ini meliputi pembangunan 26 pembangkit listrik, 11 jaringan transmisi, dan gardu induk dengan total panjang transmisi mencapai 739,7 km sirkuit. Kapasitas transmisi sebesar 1.740 MW diharapkan mampu memperlancar distribusi energi dari pembangkit-pembangkit baru yang tersebar di berbagai daerah.

Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk memenuhi target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025. Meski Indonesia masih menghadapi defisit energi baru terbarukan sebesar 8 GW, Bahlil optimistis bahwa target tersebut dapat dicapai.

“Proyek ini akan menambah kapasitas listrik hingga 71 GW pada 2030, serta jaringan transmisi sepanjang 48.000 km sirkuit,” jelas Bahlil. Ia menambahkan bahwa keberhasilan proyek ini tidak hanya mendukung target energi bersih, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.

Proyek energi bersih itu diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan peran energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Demikian informasi seputar perkembangan proyek energi bersih di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Helfordriver.Org.