Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida telah mengumumkan dukungan keuangan darurat senilai 3,3 miliar dolar AS atau sekitar 50,5 triliun rupiah melalui ASEAN+3 untuk membantu pemulihan dari pandemi COVID-19. Ia menegaskan bahwa Jepang tetap komitmen untuk mendukung persatuan dan sentralisasi ASEAN.
“Dalam kerangka ASEAN Plus Three, kami akan terus memprioritaskan pandangan AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) mengenai Indo Pasifik. Kami akan memperdalam kerja sama dengan negara-negara lain untuk mendukung inisiatif ASEAN,” kata Kishida saat Konferensi Tingkat Tinggi alias KTT ASEAN Plus Three di Jakarta pada Rabu (6/9).
Selain itu, Jepang juga mendukung inisiatif lain dalam kerangka ASEAN+3. Jepang memimpin diskusi untuk memperkuat kerja sama keuangan regional, termasuk pembentukan fasilitas pembiayaan cepat guna memperkuat Inisiatif Chiang Mai (CMI).
Selain aspek keuangan, Jepang juga memberikan dukungan untuk ketahanan pangan dalam kerangka ASEAN+3. “Jepang telah memberikan bantuan melalui cadangan darurat dan inisiatif ASEAN+3,” ujar Kishida.
Sementara itu, Presiden Jokowi (Joko Widodo) menyatakan bahwa ASEAN+3 telah memberikan banyak hasil dan menjadi penggerak pertumbuhan di kawasan selama lebih dari dua dekade. Namun, Jokowi berharap untuk lebih banyak peluang kerja sama yang berfokus pada ekonomi hijau di masa depan. Untuk mencapai tujuan tersebut, stabilitas kawasan menjadi kunci penting.
“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk memiliki komitmen yang sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dengan menghormati hukum internasional,” kata Jokowi. ASEAN+3 adalah kerja sama antara negara-negara ASEAN dengan tiga negara Asia Timur, yaitu Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. KTT ASEAN+3 pertama diadakan pada Desember 1997 di Kuala Lumpur saat kawasan Asia sedang menghadapi krisis ekonomi.