Kondisi kelistrikan di wilayah Palu dan Donggala serta daerah disekitarnya pasca bencana hampir selesai. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Johan mengungkapkan bahwa hampir 100 persen infrastruktur akan beroperasi normal dan kembali seperti semula.
Jonan menambahkan bahwa apabila infrastruktur listrik selesai maka wilayah yang berdampak gempa dan tsunami akan kembali normal seperti halnya belum ada bencana. Kecuali untuk daerah-daerah yang bangunannya memang sudah hancur atau ambruk.
Menurut data dari PT PLN, terdapat tujuh gardu yang telah beroperasi, termasuk 2.049 gardu dsitribusi yang sudah beroperasi. Gardu yang telah beroperasi tersebut mampu menyediakan 101 megawatt (MW) untuk Pali. Daya tersebut cukup karena mampu membebani kebutuhan 81,72 MW.
Terdapat 45 penyuling yang sudah pulih dan dapat beroperasi dengan normal mampu mengalirkan listrik untuk para pelanggan prioritas, diantaranya adalah 15 perkantoran, 2 PDAM, 8 rumah sakit, 10 bank dan ATM, 17 pusat ekonomi, 18 BTS, serta 17 tempat ibadah.
Selain 45 penyuling, terdapat 77 genset yang sudah dapat digunakan di Palu. Dari total jumlah tersebut, 68 genset diantaranya sudah dapat didistribuskan di berbagai darah di Kota Palu, Donggala, serta Sigi. Selain genset, terdapat delapan alat berat dan juga alat bantu lainnya seperti mobil, sepeda motor, serta crane. Kendaraan tersebut digunakan sebagai armada pendukung untuk mempercepat perbaikan jaringan.
Hingga saat ini, PLN mengirimkan 570 relawan. Para relawan tersebut berasal dari seluruh Indonesia dan bekerja keras menyusuri daerah yang terkena dampak bencana hingga ke pelosok. Jumlah relawan dibagi menjadi beberapa kelompok dan menyesuaikan kondisi yang ada. Sisanya akan bekerja untuk bagian distribusi.
Jonan juga mengungkapkan bahwa terkait dengan pembangunan Kota Palu, ia telah menugaskan Badan Geologi Kementerian ESDMĀ untuk memberikan penampingan dan merekomendasikan daerah mana yang dapat dijadikan tempat tinggal. Nantinya Badan Geologi akan melakukan asistensi kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Palu, serta Pemerintah Kabupaten Donggala dan Sigi.