Salah satu perusahaan perdagangan komoditas terbesar di dunia, Glencore Plc resmi mengumumkan pemangkasan produksi batu bara secara terencana untuk tahun 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons atas harga batu bara termal yang terus menurun dan dinilai tidak lagi berkelanjutan.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip Rabu (26/3), Glencore menyebut bahwa produksi batu bara dari tambang Cerrejon di Kolombia akan dikurangi sebesar 5 hingga 10 juta ton dari proyeksi awal. Produksi yang semula diperkirakan berkisar 16 hingga 21 juta ton kini akan menjadi hanya 11 hingga 16 juta ton.
“Alasan pemangkasan itu terutama didorong oleh harga batu bara termal yang tidak berkelanjutan,” ujar Glencore.
Langkah itu menegaskan strategi khas Glencore yang kerap mengurangi produksi saat harga pasar melemah, guna menjaga keseimbangan pasokan dan harga.
Harga batu bara global memang tengah menghadapi tekanan besar. Per Maret 2025, harga batu bara berjangka Newcastle Australia tercatat hanya sekitar US$100 per ton, turun 20% sejak awal tahun. Hal ini merupakan level terendah sejak pertengahan 2021, seiring dengan membludaknya produksi di India dan China yang menyebabkan stok berlebih.
Lonjakan produksi di dua negara tersebut menjadi faktor utama pelemahan harga, setelah sebelumnya batu bara sempat menyentuh rekor lebih dari US$450 per ton pada puncak krisis energi tahun 2022.
Glencore sebelumnya memproyeksikan akan memproduksi antara 92 juta hingga 100 juta ton batu bara secara global di tahun ini. Namun, dengan penyesuaian terbaru, output global perusahaan dipastikan akan berkurang.
Pemangkasan produksi batu bara ini mencerminkan perubahan strategi Glencore yang kini lebih fokus menjaga stabilitas harga dibandingkan mengejar volume semata. Situasi ini sekaligus menjadi refleksi atas dinamika pasar energi global yang semakin fluktuatif dan menantang.
Demikian informasi seputar pemangkasan produksi batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Helfordriver.Org.