Instant Brands, produsen alat masak instan atau presto instan (instan pot), menghadapi tantangan besar dengan mengajukan kebangkrutan. Perusahaan ini mengalami penurunan penjualan yang signifikan dan beban utang yang terus meningkat.
Penurunan penjualan Instant Brands terjadi karena permintaan konsumen yang menurun dan persyaratan kredit yang ketat. Untuk mengatasi situasi ini, Instant Brands telah merencanakan restrukturisasi perusahaan dengan pembiayaan sebesar US$132,5 juta. Namun, upaya perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dengan menaikkan harga produk dan mengurangi biaya operasional tidak mampu menyelesaikan masalah utang yang semakin membebani.
Adam Hollerbach, Kepala Restrukturisasi perusahaan, menyatakan bahwa masalah-masalah tersebut telah mengganggu likuiditas Instant Brands dan struktur modalnya tidak dapat dipertahankan. Perusahaan ini sekarang harus mencari solusi untuk keluar dari kondisi kebangkrutan yang dihadapinya.
Instant Brands, yang telah eksis selama lebih dari 100 tahun, mempekerjakan lebih dari 2.400 karyawan di berbagai negara. Perusahaan ini telah menjadi inovator dalam memudahkan orang dalam memasak dan menikmati makanan bersama. Saat ini, produk Instant Brands telah tersebar di jutaan rumah di seluruh dunia.
Perusahaan ini memiliki tim karyawan yang bekerja di kantor-kantor mereka yang tersebar di seluruh dunia. Selain itu, Instant Brands juga memiliki fasilitas manufaktur, pengembangan produk, dan operasi distribusi di Amerika Serikat dan kawasan Asia-Pasifik. Produk-produk mereka juga tersedia melalui saluran ritel di berbagai negara di dunia.
Dengan kebangkrutan yang diajukan, Instant Brands harus mencari cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapinya dan mencari solusi agar bisa kembali beroperasi dengan stabil. Tantangan persaingan di industri alat masak instan akan menjadi ujian yang harus dihadapi perusahaan ini untuk mencapai keberlanjutan dan keberhasilan di masa depan.