Potensi Bali Utara menjadi salah satu icon baru industry pariwisata di Bali nampaknya mulai tercium oleh investor dan pebisnis untuk mengembangkan bisnis. Hal ini diiyakan oleh pemerintah dan pelaku usaha, Bali Utara yang saat ini masuk dalam tahap pengembangan infrastruktur penunjang industri pariwisata mulai ramai bermunculan beberapa sektor bisnis baru seperti industri makanan dan minuman, aneka, garmen, perlengkapan perhotelan, hingga produk oleh-oleh.
Upaya percepatan industri pariwisata di Bali Utara menjadi konsen pemerintah Bali saat ini, pemerataan ekonomi di Bali diharapkan benar-benar akan berjalan baik. Sekarang Bali Utara dan Bali Selatan mengalami ketimpangan ekonomi yang cukup jauh.
Akselerasi pemerataan ekonomi dengan jalan percepatan industri pariwisata Bali Utara diharapkan mampu benar-benar ampuh dan menjadi solusi tepat mengatasui masalah ini.
Plt Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan Bali Utara memiliki potensi lahan yang luas dan tanah yang relatif datar sekaligus dapat menyerap tenaga kerja.
Potensi ini sudah tercium oleh sejumlah pelaku usaha baik lokal maupun asing, salah satu pebisnis kawakan di Bali Krisna mencium peluang ini secara jeli dengan mendirikan Krisna Waterpark, Krisna Eco Village, dan Krisna Souvenir Centre. Menyisir kawasan utara Bali, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Strategi Pemasaran Priyantono Rudito mengatakan ini merupakan langkah yang tepat.
“Bali Utara tidak kalah seksi dengan Bali Selatan. Pasalnya, Bali Utara sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan ke kawasan utara Bali adalah pilihan tepat karena memiliki prospek yang sangat bagus ke depan, tidak kalah menarik dengan Bali Selatan. Terlebih, jika Bandara baru di Bali Utara dapat terwujud,” kata Priyantono.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan, selama enam tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Bali tergolong baik bahkan selalu di atas rata-rata nasional. Triwulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 5,68 persen atau di atas ekonomi nasional. Untuk itu ia mendorong pelaku usaha menanamkan modalnya untuk berinvestasi khususnya di Bali Utara.